Gulma dapat menjadi tantangan besar bagi petani. Gulma tumbuh di tanaman Anda, menyerap nutrisi dan sinar matahari yang seharusnya digunakan untuk tanaman gandum yang rakus. Gulma tumbuh terlalu banyak sehingga tanaman target menjadi kurang sehat dan berukuran kecil karena penyebarannya yang cepat. Hal ini dapat menyebabkan petani mengalami penurunan hasil panen — makanan yang dapat mereka jual. Untuk mengatasi masalah ini, petani menerapkan berbagai metode untuk mengelola gulma dan menghentikannya mendominasi lahan mereka. Ada berbagai cara untuk membasmi hama tersebut, tetapi salah satu cara paling populer yang dipilih banyak petani adalah dengan menggunakan jenis bahan kimia tertentu yang dikenal sebagai herbisida.
Petani menyemprotkan lebih dari 11 juta pon acetochlor, herbisida umum. Mereka menyemprotkan bahan kimia ini di ladang tempat tanaman mereka tumbuh. Dengan membunuh gulma yang bersaing dengan tanaman, acetochlor menyingkirkan pesaingnya. Acetochlor mencegah pertumbuhan gulma yang memungkinkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik tanpa gulma yang menaunginya. Petani akan memiliki tanaman yang lebih sehat dan lebih banyak makanan dapat dihasilkan.
Herbisida Acetochlor sangat bermanfaat bagi petani karena membuat pekerjaan mereka lebih ringan. Hal ini menghemat waktu dan tenaga petani yang seharusnya dihabiskan untuk mengurus gulma. Petani zaman dulu mencabut gulma secara manual dengan alat seperti cangkul dan sekop sebelum menggunakan herbisida. Pekerjaan itu melelahkan dan membosankan, memakan waktu berjam-jam. Dulu, petani harus bekerja keras berjam-jam di bawah terik matahari, dalam upaya menjaga ladang mereka bebas gulma.
Herbisida seperti acetochlor telah memudahkan petani untuk mengelola masalah gulma di ladang mereka. Dengan ini, mereka dapat menyemprotkan herbisida di ladang Anda dan kemudian melanjutkan tugas-tugas penting lainnya di pertanian. Mereka dapat memanfaatkan waktu tambahan ini untuk menanam, menyiram, atau merawat tanaman mereka. Selain itu, herbisida membuat tanaman tumbuh lebih baik dan karenanya dapat menyediakan lebih banyak makanan bagi petani untuk dijual di pasar. Itu sangat besar bagi perusahaan mereka.
Memang benar bahwa acetochlor yang menakjubkan ini sangat membantu petani, tetapi pada saat yang sama menyebabkan beberapa masalah bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dari sekian banyak masalah yang ditimbulkannya, salah satu yang paling signifikan adalah dampaknya terhadap udara, tanah, dan air di sekitar kita. Namun, sumber daya alam ini cenderung terkontaminasi dengan herbisida juga. Seperti ketika herbisida terbawa arus ke sungai dan anak sungai saat hujan. Hal ini berbahaya bagi ikan dan hewan air lainnya, dan juga mengancam tanah yang akan ditanami tanaman di atasnya di masa mendatang. Dan jika bahan kimia ini bercampur dengan udara, hal itu juga dapat membahayakan kesehatan manusia.
Selama beberapa musim terakhir, cukup banyak informasi baru dan menarik yang muncul mengenai herbisida glifosat penggunaan. Kini, perusahaan seperti CIE Chemical tengah berupaya keras menciptakan herbisida yang lebih baik dan aman untuk digunakan petani. Mereka mengalokasikan sumber daya untuk menemukan solusi alternatif yang dapat membuat produk mereka lebih efektif. Selain itu, teknologi baru yang meminimalkan dampak buruk herbisida terhadap lingkungan dan kesehatan manusia juga tengah dikembangkan.
Meskipun demikian, petani masih berjuang dengan masalah tertentu. Kekhawatiran utama adalah bahwa beberapa gulma menjadi resistan terhadap herbisida selama bertahun-tahun dan tidak mudah dibunuh. Ini berarti petani mungkin memiliki "gulma super" yang resistan sehingga akan sangat sulit untuk dikendalikan. Petani harus mengendalikan fenomena ini dengan menggunakan metode pengendalian gulma yang berbeda. Pilihan untuk diversifikasi tersebut dapat berupa menanam berbagai varietas tanaman atau sifat toleran herbisida dan non-herbisida.